Contents
Kalian pernah dengar tentang UX kah? Di zaman digital ini, User Experience tidak dapat terelakkan, sama seperti pentingnya desain produk dalam kemasan, sebuah brand besar atau wannabe big brand perlu memberikan kenangan indah ketika produk mereka sajikan. Tujuannya untuk meningkatkan loyalitas dari pelanggan, dan itu tentu ada strateginya.
Nah begitu pula fungsi UX bila dianalogikan dalam kemasan dan brand. Dalam sebuah proses UX, pasti ada manual atau pedoman yang berisi tahapan serta arahan dalam software development dengan pendekatan UX. Dan tentu dengan standar yang baik menurut hukum UX. Sebenarnya Ada berbagai macam framework / kerangka kerja untuk mempermudah proses pengembangan UX . Salah satunya adalah five planes.
Five Planes diperkenalkan oleh Jesse Garret yang menjelaskan bahwa user experience yang baik dibentuk berdasarkan lima tahapan yang berkesinambungan satu dengan yang lain. Sebagai catatan: pengembangan ini highly users centered design, setiap tahapan pada elemen five planes akan melibatkan, mempertimbangkan, dan berlandaskan pada pengguna.
Pengembangan mengikuti framework ini harus dimulai dari tahap yang paling bawah secara berangsur ke atas. Persis seperti ketika kita menyusun kue. Nah, lima tahapan tersebut dapat terlihat seperti di bawah ini:

Ingat dimulai dari bawah ke atas, sebuah pengembangan ux diawali dengan kondisi abstract seperti ide dan konsep aplikasi hingga menjadi aplikasi siap jadi. Saya kenalkan dulu ya elemennya :
- Strategy Plane
- Scope Plane
- Structure Plane
- Skeleton Plane
- Surface Plane
Tahapannya sangat fleksible jika kalian ingin merubah sesuatu di atas, mungkin karena ada tahapan di bawah yang perlu direvisi, Anda bisa turun kelas ke elemen sebelumnya.
Elemen-Elemen UX dan Tahapannya
Strategy Plane, Tempat mencari Tahu, menambah value dan memperjelas purpose aplikasi kita
Strategy Plane berada pada level pertama. Pada elemen ini kita akan mencari tahu kebutuhan user dan memastikan tujuan dari dikembangkannya produk benar-benar menemukan titik temu dengan kebutuhan user. Bagaimana caranya? Tentu dengan melakukan research.
Pertama kita menentukan Purpose dari aplikasi yang akan kita buat. Sebenarnya apa tujuan kita membuat aplikasi tersebut? Misal kita punya ide setiap orang bisa membuat desain grafis tanpa harus mahir. Kemudian kita akan membangun value dengan memahami sangat dalam dari user-target pasar kita, apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka hargai, kemampuan dan batasan user, di sinilah kita akan berusaha menggali.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan disini, product goals dan user needs:
Product Goals mencakup yang didapat dari intern, seperti business goals, product purpose. Business Goal contohnya seperti conversion ratenya, ingin revenue berapa, atau target user yang akan menjadi membership berapa persen. Pokoknya yang ada aspek profitnya.
User needs berasal dari faktor luar, yaitu target user yang kita harapkan ingin menggunakan produk kita.
Scope Plane, setelah kau mengerti apa kebutuhan user dan titik temu dengan product goalsmu..
Di sini kita fokus untuk menentukan kebutuhan aplikasi!
Di strategy plane, kita telah memperoleh feedback besar-besaran dari users, pada elemen selanjutnya, scope plane, kita akan mencoba menguraikan feedback tersebut menjadi fitur. Kemudian memilah fitur-fitur mana yang akan kita masukkan ke aplikasi. Di sini kita juga akan memilih konten apa yang akan disediakan in advance. Seperti untuk fitur A isinya seperti apa, apakah ada video ? Pakai graph?
Perlu diingat, fitur yang akan dikembangkan haruslah menjawab kebutuhan user dan mempunyai value untuk product goals.
Structure Plane, menstruktur flow antar fitur
Pada tahap structur plane, UX Designer akan merumuskan alur logis antar fitur, bagaimana antara satu fitur dengan fitur lain dapat terhubung dan berinteraksi. Istilahnya kita mendesain navigasi. Kalian harus memastikan alurnya gak terlalu panjang sehingga mudah diingat user. Dalam konsepnya interaksi fitur disebut interaction design.
Desainer UX perlu memahami Interaction Design adalah bagaimana desainer merancang sistem yang merespon apa yang akan user lakukan.
Kalian perlu mensimulasikan sebuah user flow atau task flow dari awal sampai akhir, mulai dari register hingga aktivitas di dalamnya seperti contoh, kegiatan view product dan checkout pada eccommerce.
Yang perlu dicatat adalah desainer ux perlu memahami elemen-elemen di dalam fitur (aka konten) yang perlu ditampilkan. Semisal dalam fitur checkout ada elemen choose payment model, tambah kurang unit, hapus produk dari checkout. Dalam bahasa UX biasa disebut information architecture.
Target Structure Plane : Task Flow atau User Flow
Skeleton Plane, prototipe paling dasar
Setelah membuat konsep, sekarang kita berusaha mewujudkannya ~. Di sini kita akan membuat wireframing, wireframe adalah gambaran konsep dari page yang desainer buat. Istilahnya, sebelum membuat sketsa rumah, kita perlu membuat sketsa kerangkanya dulu. Wireframe tidak perlu memerhatikan warna, style atau desain lain karena di sini kita fokus untuk memperhatikan fungsionalitas dan peletakan elemennya.
Seorang UX Desainer perlu paham bahwa peletakan elemen pada page tidak boleh sesukanya. Ada berbagai law yang harus diterapkan. prinsip gestalt, fitts law, etc.
Target Skeleton Plane: Wireframe
Surface Plane, waktunya memoles wireframe menjadi high-fidelity prototype
Pada tahap surface plane, kita fokus pada sensory experience yaitu pengalaman yang bisa dirasakan indra. Desain yang masih mentah pada skeleton plane kita hias secantique mungkin untuk memuaskan visual aplikasi.
Target Surface Plane: High Fidelity Prototype
Untuk detail per plane doakan saya supaya ada semangat, bagaimana caranya saya semangat, kuy join jadi tomodacchi. Untuk pengetahuan user experience lain bisa lihat di UX Blog
Join our list
Subscribe to our mailing list and get interesting stuff and updates to your email inbox.




0 Comments